Setiap orang tua pasti ingin
membahagiakan anaknya, apalagi jika masih anak pertama. Itupun yang ingin aku
lakukan, walau pada akhirnya justru mengecewakan anakku. Aku menjadi korban
penipuan belanja online, sedih pastinya... namun semuanya proses pembelajaran bagiku
agar lebih berhati-hati kedepannya.
Sejak anakku memasuki umur 9 (sembilan)
bulan Dia banyak mendapat kado dan sejumlah uang
dari keluarga besarku dan juga orang tua dan saudara angkatku. Alhamdulillah,
banyak yang menyayanginya. Diantara semua hadiah itu, aku mendapat pesan khusus
dari Mami dan Neneknya di Letung, “belikan apa yang Anakmu butuh dan dia suka”.
Mendapat amanah itu, akupun terfikir untuk membelikan mobil aki.
, aku mulai melihat ketertarikannya terhadap stir mobil, ya mungkin emang dia lagi berada di fase serba ingin tahu. Saat genap usianya 1 (satu) tahun, Alhamdulillah rezeki dia luar biasa, meskipun tidak ada perayaan,
, aku mulai melihat ketertarikannya terhadap stir mobil, ya mungkin emang dia lagi berada di fase serba ingin tahu. Saat genap usianya 1 (satu) tahun, Alhamdulillah rezeki dia luar biasa, meskipun tidak ada perayaan,
Dari hasil penelusuran toko
mainan “nyata” dan “dunia maya”, aku mendapati perbedaan selisih harga yang
cukup jauh, hampir 2 (dua) kali lipat, namanya juga emak-emak pasti tergiur
dengan harga yang murah, apalagi variasi pilihannya lebih beragam. Alhasil
akupun memutuskan untuk menghubungi si empunya @toko_mainan_berkah dan @toko_mobil_mainan_anak
yang kebetulan satu owner. Berawal dari komen di IG, lanjut ke WA, akhirnya aku
memutuskan untuk order Mobil Aki Remot Pliko merk Marcedez Benz AMG warna merah
maron, sesuai keinginannya pas disuruh pilih dia bilang “abang” (abang artinya
merah dalam bahasa palembang).
Sudah jatuh ketimpa tangga, mungkin itulah peribahasa
yang aku alami kemarin. 2 (dua) hari setelah aku order, aku mendapat telpon
dari kakakku di Batam, ada petugas Bandara telpon dan menginformasikan kalau
paket mobilan tersebut ditahan dibandara karena tidak ada surat pajaknya.
Melihat kakakku panik dan ketakutan karena adanya ancaman bakal dipidanakan
karena dianggap penadah barang
blackmarket, akupun tidak bisa berfikir jernih, dalam kondisi panik aku
mentransfer sejumlah uang lagi untuk biaya yang diminta mereka. Setelah proses
sms banking berhasil, aku baru sadar, masa iya bisa proses dihari sabtu,
bukannya kantor pemerintahan pada tutup? Akupun berusaha menghubungi salah satu
kawan blogger, meskipun waktu itu aku ga berani transparan cerita apa yang
sedang aku alami, tapi dahri percakapanku dengannya membuatku semakin yakin
kalau kami sedang masuk dalam kejahatan sindikat penipuan. Aku kemudian meminta
saudaraku untuk segera pergi ke bandara, untuk mengecek keberadaan barang yang
dipesan, setelah itu dia pergi ke pos Bea Cukai yang ada disana.
Uang kami mungkin takkan pernah
kembali, tapi setidaknya aku berusaha membantu konsumen lainnya untuk tidak
membeli ditoko tersebut. Beberapa hari sempat aku posting di semua sosmed yang
aku punya, agar masyarakat lain tidak terjebak dalam tipu daya mereka.
Pembelajaran berharga untukku, untuk tidak mudah percaya, untuk tidak mengambil
keputusan dalam kondisi yang tidak bisa berfikir jernih. Semoga tidak ada lagi
yang jadi korban mereka.
Ini yang mengaku petugas Bea Cukai yang bertugas di Bandara Hang Nadim Batam |
Ini Pemilik Toko Mainan Berkah, yang hidup dari hasil menipu |